Materi 5 : DATUM GEODETIK & SISTEM KOORDINAT
DATUM GEODETIK & SISTEM KOORDINAT
SISTEM REFERENSI
KOORDINAT
Posisi suatu titik dapat dinyatakan
secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif posisi suatu titik
dinyatakan dengan koordinat, baik dalam 1D, 2D, 3D, maupun 4D. Koordinat tidak
hanya memberikan deskripsi kuantitatif tentang posisi, tapi juga pergerakan
(trayektori) suatu titik seandainya titik yang bersangkutan bergerak. Untuk menjamin
adanya konsistensi dan standarisasi, perlu ada suatu sistem dalam menyatakan
koordinat. Sistem ini disebut sistem referensi koordinat, atau secara singkat sistem
koordinat, dan realisasinya umum dinamakan kerangka referensi koordinat.
PENGERTIAN
Sistem referensi koordinat adalah
sistem (termasuk teori, konsep, deskripsi fisis dan geometris, serta standar
dan parameter) yang digunakan dalam pendefinisian koordinat dari suatu atau
beberapa titik dalam ruang. Dalam bidang geodesi dan geomatika, posisi suatu
titik biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua-dimensi atau tiga-dimensi) yang
mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu.
3 PARAMETER SISTEM KOORDINAT
·
lokasi titik nol dari sistem koordinat,
·
orientasi dari sumbu-sumbu koordinat, dan
·
besaran (kartesian, curvilinear) yang digunakan untuk
mendefiniskan posisi suatu titik dalam sistem koordinat tersebut.
Setiap parameter dari sistem
koordinat tersebut dapat dispesifikasikan lebih lanjut, dan tergantung dari
spesifikasi parameter yang digunakan maka dikenal beberapa jenis sistem
koordinat. Dalam penentuan posisi suatu titik di permukaan bumi, titik nol dari
sistem koordinat yang digunakan dapat berlokasi di titik pusat massa bumi (system
koordinat geosentrik), maupun di salah satu titik di permukaan bumi (sistem
koordinat toposentrik).
Sistem koordinat geosentrik banyak
digunakan oleh metode-metode penentuan posisi ekstra-terestris yang
mengguna-kan satelit dan benda-benda langit lainnya, baik untuk menentukan
posisi titik-titik di permukaan Bumi maupun posisi satelit.
Sistem koordinat toposentrik banyak
digunakan oleh metode-metode penentuan posisi terestris. Dilihat dari orientasi
sumbunya, ada sistem koordinat yang sumbu-sumbunya ikut berotasi dengan bumi
(terikat bumi) dan ada yang tidak (terikat langit).
Sistem koordinat yang terikat bumi
umumnya digunakan untuk menyatakan posisi titik-titik yang berada di bumi, dan
sistem yang terikat langit umumnya digunakan untuk menyatakan posisi titik dan
obyek di angkasa, seperti satelit dan benda-benda langit. Dilihat dari besaran
koordinat yang digunakan, posisi suatu titik dalam sistem koordinat .
Dua hal penting di dalam lingkup
rekayasa Geodesi dan Geomatika serta sain Geodesi adalah posisi (positioning)
dan koordinat.
Posisi = keberadaan suatu objek terhadap
objek lainnya
Koordinat = didefinisikan sebagai pernyataan
posisi secara kuantitatif, atau dalam definisi lainnya disebutkan koordinat
adalah suatu besaran (numeris) untuk menyatakan letak atau posisi suatu titik
(objek) di dalam suatu ruang (lapangan).
Sistem Referensi (koordinat) dibagi
menjadi dua berdasarkan orientasi sumbunya:
1) Sistem
terikat bumi (Conventional Terestrial System) sumbu-sumbunya ikut berotasi
bersama dengan bumi, umumnya digunakan untuk menyatakan posisi titik yang
berada di bumi.
2) Sistem
terikat langit (Conventional Inertial System) sumbu-sumbunya diikatkan
kepada benda-benda langit lain, umumnya digunakan untuk menyatakan posisi
titik-titik dan objek-objek angkasa (contoh: Sistem Satelit).
Dalam sistem terikat ke bumi, dikenal sumbu Z mengarah ke kutub, sumbu X
sejajar dengan titik Greenwich, sementara sumbu Y tegak lurus masing-masing ke
sumbu Z dan X.
Dalam sistem terikat ke langit dikenal sumbu Z mengarah ke Conventional
Ephemeris Pole (CEP) 2000, sumbu X mengarah ke titik semi (vernal equinox),
sementara sumbu Y tegak lurus masing-masing ke sumbu Z dan X. Contoh Sistem
Referensi antara lain ICRS (International Celestial Reference System) dan ITRS
(International Terrestrial Reference System).
Kerangka Referensi Koordinat
dimaksudkan sebagai realisasi praktis dari Sistem Referensi, sehingga sistem
tersebut dapat digunakan untuk pendeskripsian secara kuantitatif posisi dari
titik-titik, baik dipermukaan bumi (kerangka terestris), atau pun di luar bumi
(kerangka selestial atau ekstra terestris).
Kerangka Referensi biasanya
direalisasikan dengan melakukan pengamatan-pengamatan geodetik, dan umumnya
direpresentasikan dengan menggunakan suatu set koordinat dari sekumpulan titik
maupun objek.
DATUM STATIK, SEMI
DINAMIK, DAN DINAMIK
Apabila set (kumpulan) koordinat
dari titik-titik bench mark jaring Kerangka Koordinat, masing-masing memiliki
satu nilai yang definitif dan bersifat tetap dalam semua fungsi waktu (asumsi
bumi statis), maka datum koordinat akan bernama datum statik. Apabila set
(kumpulan) koordinat dari titik-titik bench mark jaring Kerangka Koordinat,
masingmasing memiliki nilai yang berubah-ubah dalam fungsi waktu, mengikuti
perubahan fisis bench mark akibat efek geodinamika dan deformasi, maka Datum
Koordinat akan bermana Datum Dinamik. Sementara itu apabila set (kumpulan)
koordinat dari titik-titik bench mark jaring Kerangka Koordinat, masing-masing
memiliki satu nilai yang ditetapkan pada epoch reference tertentu (freeze
coordinates), maka datum koordinat akan bernama Datum Semi Dinamik. Untuk
mendefinisikan Datum Semi Dinamik, dan Dinamik, maka kita harus masukkan unsur
Model Deformasi (bumi) untuk melihat bagaimana dinamika bumi tersebut terlihat
dan apa konsekuensinya terhadap set koordinat tugu atau bench mark titik Kerangka
Koordinat.
·
Datum
Statik : Didefinisikan ketika set (kumpulan) koordinat dari titik-titik
bench mark jaring Kerangka Koordinat, masing-masing memiliki satu nilai yang
definitif dan bersifat tetap dalam semua fungsi waktu. Datum Statik ini
digunakan biasanya berdasarkan asumsi bumi yang bersifat tetap, atau pengaruh
dinamika bumi diasumsikan tidak akan mempengaruhi nilai koordinat yang telah
ditetapkan.
·
Datum
Dinamik : Didefinisikan ketika set (kumpulan) koordinat dari titik-titik
bench mark jaring Kerangka Koordinat, masing-masing memiliki nilai yang
berubah-ubah dalam fungsi waktu, mengikuti perubahan fisis bench mark akibat
efek geodinamika dan deformasi. Penerapan Datum Dinamik ini berdasarkan
kenyataan bumi yang Benchmark (x,y,z) bersifat dinamis, yang jelas akan
mempengaruhi nilai koordinat yang ditetapkan.
·
Datum
Semi Dinamik : Didefinisikan ketika set (kumpulan) koordinat dari
titiktitik bench mark jaring Kerangka Koordinat, masing-masing memiliki satu
nilai yang ditetapkan pada epoch reference tertentu (freeze coordinates).
Sebagai contoh kita tentukan epoch reference-nya ke 1 januari 2000 (epoch
2000.0). Dengan adanya epoch reference tersebut kita dapat mengadopsi pengaruh
geodinamika dan deformasi terhadap set (kumpulan) koordinat dengan pendekatan
Model Deformasi, yang disusun dari pemodelan geodinamika dan deformasi.
Komentar
Posting Komentar